noviakl10jambi

April 30, 2011

Laporan Praktikum : KIMIA LINGKUNGAN

Filed under: Uncategorized — noviakl10jambi @ 5:05 pm

LAPORAN PRAKTIKUM

“Kimia Lingkungan”

 

Di susun oleh :

NOVIA TRY ARIANI

Nim :

PO.71.330.10.2491

Kementerian Kesehatan RI

Poltekkes Jambi

Jurusan Kesehatan Lingkungan

2011


PRAKTIKUM 1

Judul Praktikum          : Standarisasi

Hari/tanggal               : Rabu/1 Desember 2010

Tujuan                         : Untuk mengetahui kualitas larutan dalam keadaan standar

Metode                       : Titrasi

  1. Prinsip
  • Larutan  0,01 N ditambahkan dengan 2-3 tetes indikator PP 1%. Apabila dititrasi dengan larutan NaOH akan berubah warna menjadi Pink.
  • Larutan  0,01 N ditambahkan dengan 2-3 tetes indikator MO 1%. Apabila dititrasi dengan larutan HCl akan berubah warna menjadi Jingga/Merah.
  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  • Pipet Tetes
  1. Bahan
  • Larutan NaOH
  • Larutan
  • Indikator PP 1%
  • Larutan HCl
  • Larutan
  • Indikator MO 1%
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi NaOH :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan NaOH kedalam buret.
  • Masukkan  0,01 N kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml.
  • Tambahkan 2-3 tetes Indikator PP 1%.
  • Titrasi dengan NaOH sampai warna Pink.
  • Catat volume NaOH yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Standarisasi HCl :

  • Masukkan HCl kedalam buret.
  • Masukkan  0,01 N kedalam Erlenmeyer menggunakan pipet volume 10 ml.
  • Tambahkan 2-3 tetes Indikator MO 1%.
  • Titrasi dengan HCl sampai warna Jingga/Merah.
  • Catat Volume HCl yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.
  1. Perhitungan

Standarisasi NaOH :

Dik :

  •  NaOH : 44 ml
  •  NaOH : 41 ml
  • V   : 10 ml
  • N  : 0,01 N

Dit :

  • N NaOH….??

Penyelesaian :

Vr NaOH =   =  = 42,5 ml

(Vr.N) NaOH      = (V.N)

42,5.N NaOH    = 10 . 0,01

N NaOH           =  = 0,0023 N

 

Standarisasi HCl:

Dik :

  •  HCl : 34 ml
  •  HCl : 30 ml
  • V   : 10 ml
  • N  : 0,01 N

Dit :

  • N HCl….??

Penyelesaian :

Vr HCl =   =  = 32 ml

(Vr.N) HCl          = (V.N)

32.N HCl           = 10 . 0,01

N HCl               =  = 0,0031 N

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan :

  • Standarisasi NaOH dengan  dapat diperoleh jumlah N NaOH yaitu sebesar 0,0023 N.
  • Standarisasi HCl dengan  dapat diperoleh jumlah N HCl yaitu sebesar 0,0031 N.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

PRAKTIKUM 2

Judul Praktikum          : Kesadahan

Hari/tanggal               : Rabu/16 Desember 2010

Tujuan                         : Untuk mengetahui Tingkat kesadahan air

Metode                       : Kompleksometri

  1. Prinsip

EDTA akan membentuk kompleks khelat yang larut bila ditambahkan kedalam larutan  atau  pada 10,0 ± 0,1 maka larutan menjadi merah anggur. Bila kemudian ditambahkan larutan EDTA sebagai penitrasi ion-ion  dan  akan terkomplekskan, apabila EDTA yang ditambahkan untuk mengkomplekskan sudah cukup maka warna larutan akan berubah dari merah anggur menjadi biru, ini menunjukkan titik akhir titrasi telah tercapai.

  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml, 50 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  1. Bahan
  • Larutan EDTA
  • Larutan
  • Buffer Amoniak
  • Indikator EBT
  • Sampel air
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi EDTA dengan :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan EDTA kedalam buret.
  • Masukkan  0,01 m kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml.
  • Tambahkan 1 mol Buffer Amoniak pH 10.
  • Tambahkan seujung lidi indikator EBT, maka akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Selanjutnya titrasi dengan EDTA sampai berubah menjadi warna biru.
  • Catat volume EDTA yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Kesadahan :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer.
  • Tambahkan 1 mol Buffer Amoniak.
  • Tambahkan seujung lidi Indikator EBT, maka larutan akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Titrasi dengan EDTA sampai warna Biru.
  • Catat Volume EDTA yang terpakai.
  1. Perhitungan

Standarisasi EDTA dengan  :

Dik :

  •  EDTA : 6 ml
  •  EDTA : 5,5 ml
  • V  : 10 ml
  • M : 0,01 M

Dit :

  • M EDTA….??

Penyelesaian :

Vr EDTA =   =  = 5,75 ml

(Vr.M) EDTA      = (V.M)

5,75.M EDTA    = 10 . 0,01

M EDTA           =  = 0,017 M

 

Kesadahan :

V EDTA : 11,5 ml

Mg/l Kesadahan           = . V . M . mol

= . 11,5 . 0,017 . 100

= 391 Mg/l

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah kesadahan yang terdapat pada 50 ml air yaitu sebanyak 391 mg/l.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

PRAKTIKUM 3

Judul Praktikum          : Kalsium

Hari/tanggal               : Rabu/16 Desember 2010

Tujuan                         : Menghitung kadar kalsium yang terlarut dalam air

Metode                       : Kompleksometri

  1. Prinsip

Kalsium yang terdapat dalam contoh air akan bereaksi dengan EDTA pada suasana alkali (pH 12) membentuk kompleks yang akan merubah warna merah muda menjadi ungu/violet.

  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml, 50 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  1. Bahan
  • Larutan EDTA
  • Larutan
  • Larutan NaOH
  • Buffer Amoniak
  • Indikator Murexide
  • Indikator EBT
  • Sampel air
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi EDTA dengan :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan EDTA kedalam buret.
  • Masukkan  0,01 m kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml.
  • Tambahkan 1 mol Buffer Amoniak pH 10.
  • Tambahkan seujung lidi indikator EBT, maka akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Selanjutnya titrasi dengan EDTA sampai berubah menjadi warna biru.
  • Catat volume EDTA yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Kalsium :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer.
  • Tambahkan 1 ml larutan NaOH.
  • Tambahkan seujung lidi Indikator Murexide, maka larutan akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Titrasi dengan EDTA sampai warna Ungu/violet.
  • Catat Volume EDTA yang terpakai.
  1. Perhitungan

Standarisasi EDTA dengan  :

Dik :

  •  EDTA : 6 ml
  •  EDTA : 5,5 ml
  • V  : 10 ml
  • M : 0,01 M

Dit :

  • M EDTA….??

Penyelesaian :

Vr EDTA =   =  = 5,75 ml

(Vr.M) EDTA      = (V.M)

5,75.M EDTA    = 10 . 0,01

M EDTA           =  = 0,017 M

 

Kalsium :

V EDTA : 5,5 ml

Mg/l Ca            = . V . M . Ar Ca

= . 5,5 . 0,017 . 40

= 74,8 Mg/l

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar kalsium yang terlarut pada 50 ml air yaitu sebanyak 74,8 mg/l.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

PRAKTIKUM 4

Judul Praktikum          : Magnesium

Hari/tanggal               : Rabu/16 Desember 2010

Tujuan                         : Menghitung kadar magnesium yang terlarut dalam air

Metode                       : Kompleksometri

  1. Prinsip

Kadar magnesium yang terlarut dalam air dapat diketahui melalui volume EDTA yang terpakai untuk menghitung kadar kalsium dan kesadahan.

  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml, 50 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  1. Bahan
  • Larutan EDTA
  • Larutan
  • Larutan NaOH
  • Buffer Amoniak
  • Indikator Murexide
  • Indikator EBT
  • Sampel air
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi EDTA dengan :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan EDTA kedalam buret.
  • Masukkan  0,01 m kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml.
  • Tambahkan 1 mol Buffer Amoniak pH 10.
  • Tambahkan seujung lidi indikator EBT, maka akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Selanjutnya titrasi dengan EDTA sampai berubah menjadi warna biru.
  • Catat volume EDTA yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Kesadahan :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer.
  • Tambahkan 1 mol Buffer Amoniak.
  • Tambahkan seujung lidi Indikator EBT, maka larutan akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Titrasi dengan EDTA sampai warna Biru.
  • Catat Volume EDTA yang terpakai.

Kalsium :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer.
  • Tambahkan 1 ml larutan NaOH.
  • Tambahkan seujung lidi Indikator Murexide, maka larutan akan berubah menjadi warna Merah Anggur.
  • Titrasi dengan EDTA sampai warna Ungu/violet.
  • Catat Volume EDTA yang terpakai.
  1. Perhitungan

Standarisasi EDTA dengan  :

Dik :

  •  EDTA : 6 ml
  •  EDTA : 5,5 ml
  • V  : 10 ml
  • M : 0,01 M

Dit :

  • M EDTA….??

Penyelesaian :

Vr EDTA =   =  = 5,75 ml

(Vr.M) EDTA      = (V.M)

5,75.M EDTA    = 10 . 0,01

M EDTA           =  = 0,017 M

Kesadahan :

V EDTA : 11,5 ml

Kalsium :

V EDTA : 5,5 ml

Magnesium :

Mg/l Mg = . ( . M . Ar Mg

= . (11,5 – 5,5) . 0,017 . 24

= 20 . 6 . 0,017 . 24

= 48,96 Mg/l

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar magnesium yang terlarut dalam air yaitu sebanyak 48,96 mg/l.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

PRAKTIKUM 5

Judul Praktikum          : Zat Organik (Permanganat)

Hari/tanggal               : Rabu/29 Desember 2010

Tujuan                         : Untuk mengetahui kandungan zat organik (permanganat) dalam air

Metode                       : Argentometri

  1. Prinsip

Sampel air yang ditambahkan dengan larutan  dan larutan  dan telah dipanaskan pada suhu 70°-80°C yang kemudian dititrasi dengan  akan berubah menjadi warna pink.

  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml, 5 ml, 50 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  • Pemanas
  • Pipet tetes
  1. Bahan
  • Larutan
  • Larutan
  • Larutan
  • Sampel air
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi  dengan :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan  kedalam buret.
  • Masukkan  kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml.
  • Tambahkan 5 ml .
  • Kemudian panaskan dengan suhu 70°-80°C
  • Selanjutnya titrasi dengan   sampai berubah menjadi warna Pink.
  • Catat volume   yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Sampel :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer.
  • Tambahkan 5 ml .
  • Tambahkan pertetes  sehingga warnanya menjadi pink.
  • Kemudian panaskan dengan suhu 70°-80°C.
  • Selanjutnya tambahkan 10 ml .
  • Tambahkan dengan 10 ml .
  • Kemudian titrasi dengan  hingga berwarna pink.
  • Catat Volume  yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.
  1. Perhitungan

Standarisasi  dengan :

Dik :

  •  : 12 ml
  •  : 11,5 ml
  • V  : 10 ml
  • N  : 0,01 N

Dit :

  • N  ….??

Penyelesaian :

Vr   =   =  = 11,75 ml

(Vr.N)                = (V.N)

11,75.N             = 10 . 0,01

N         =  = 0,0085 N

 

Sampel :

Vr   =   =  = 16,5 ml

Mg/l     = .

= .

= 20 . 0,125 . 31,6

= 79 Mg/l

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan zat organik yang terdapat didalam 50 ml air yaitu sebesar 79 Mg/l.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

PRAKTIKUM 6

Judul Praktikum          : Clorida

Hari/tanggal               : Rabu/29 Desember 2010

Tujuan                         : Untuk mengetahui kadar clorida dalam air

Metode                       : Argentometri

  1. Prinsip

Sampel air yang ditambahkan dengan indikator  5% yang kemudian dititrasi dengan  akan berubah menjadi warna merah bata.

  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml, 50 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  1. Bahan
  • Larutan
  • Larutan NaCl
  • Indikator
  • Sampel air
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi  dengan NaCl :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan  kedalam buret.
  • Masukkan NaCl kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml atur pH 7-10 (NaOH).
  • Tambahkan 1 ml indikator  5%.
  • Selanjutnya titrasi dengan  sampai berubah menjadi warna merah bata.
  • Catat volume   yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

 

Blanko :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer atur pH 7-10 (NaOH).
  • Tambahkan 1 ml indikator  5%.
  • Selanjutnya titrasi dengan  sampai berubah menjadi warna merah bata.
  • Catat volume   yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Sampel :

  • Masukkan 50 ml air kedalam Erlenmeyer atur pH 7-10 (NaOH).
  • Tambahkan 1 ml indikator  5%.
  • Selanjutnya titrasi dengan  sampai berubah menjadi warna merah bata.
  • Catat volume   yang terpakai.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.
  1. Perhitungan

Standarisasi  dengan NaCl :

Dik :

  •      : 3 ml
  •     : 6 ml
  • V NaCl         : 10 ml
  • N NaCl        : 0,01 N

Dit :

  • N   ….??

Penyelesaian :

Vr     =   =  = 4,5 ml

(Vr.N)                = (V.N) NaCl

4,5 .N    = 10 . 0,01

N         =  = 0,02 N

Blanko :

Vr     =   =  = 4,5 ml

Sampel :

Vr     =   =  = 7,5 ml

Penyelesaian :

Mg/l Cl      =

=

= 20 . 3 . 0,02 . 35,5

= 42,6 Mg/l

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar clorida yang terdapat didalam 50 ml air yaitu sebesar 42,6 Mg/l.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

PRAKTIKUM 7

Judul Praktikum          : Oksigen Terlarut

Hari/tanggal               : Sabtu/15 Januari 2011

Tujuan                         : Untuk mengetahui jumlah oksigen yang terlarut dalam air

Metode                       : Iodometri

  1. Prinsip

Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi  pada keadaan akalis, sehingga terbentuk endapan . Dengan penambahan KI dan  akan dibebaskan  yang ekuivalen dengan DO.  bebas dititrasi dengan  dengan indikator amilum.

  1. Alat
  • Buret Standar
  • Erlenmeyer
  • Pipet Volume 10 ml, 5 ml, 1 ml
  • Beaker glass
  • Karet Hisap
  • Statip
  • Pipet tetes
  • Botol Oksigen 300 ml
  1. Bahan
  • Larutan
  • Larutan
  • Larutan
  • Larutan KI
  • Indikator Amilum
  • Larutan  (P)
  • Larutan
  • Larutan
  • Larutan  40%
  • Reagen
  1. Prosedur Kerja

Standarisasi  dengan :

  • Pasang buret pada statip dengan cara jepit buret menggunakan klem yang ada pada statip.
  • Masukkan  kedalam buret.
  • Masukkan   kedalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml.
  • Tambahkan 5 ml  4 N.
  • Tambahkan 10 ml KI 10%, warnanya akan menjadi kuning.
  • Selanjutnya titrasi dengan   sampai berubah menjadi warna kuning muda.
  • Tambahkan 1 ml indicator amilum 1 %, larutan akan menjadi warna biru.
  • Kemudian titrasi lagi dengan  sehingga warna biru hilang.
  • Catat volume   yang terpakai untuk menghilangkan warna biru.
  • Lakukan sebanyak 2 kali.

Sampel :

  • Isi botol oksigen dengan sampel air sampai penuh.
  • Tambahkan 0,7 ml  (P).
  • Tambahkan  sampai berwarna pink.
  • Tambahkan  sampai warna pink hilang.
  • Selanjutnya tambahkan 2 ml  40% dan 3 ml reagen , dan akan terbentuk endapan coklat.
  • Tambahkan 2 ml  (P) sampai berwarna kuning.
  • Pindahkan ke Erlenmeyer.
  • Titrasi dengan  sampai warna kuning muda.
  • Tambahkan 1 ml indicator amilum sehingga mejadi warna biru.
  • Selanjutnya titrasi lagi dengan  sampai warna biru hilang.
  • Catat volume   yang terpakai untuk menghilangkan warna biru.
  1. Perhitungan

Standarisasi  dengan  :

Dik :

  •     : 10,5 ml
  •     : 10,7 ml
  • V  : 10 ml
  • N : 0,01 N

Dit :

  • N  ….??

Penyelesaian :

Vr     =   =  = 6 ml

(Vr.N)                         = (V.N)

6. N                = 10 . 0,01

N                    =  = 0,01667 N

Sampel :

V  : 6,5 ml

X →  = 0,7 ml

KmN = 7 tetes = 0,3 ml

= 10 tetes = 0,5 ml

Mn = 2 ml

Re  = 3 ml

X = 6,5 ml

Mg/l  =

=

=

= 2,95 Mg/l

  1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah oksigen yang terlarut dalam 300 ml air yaitu sebanyak 2,95 Mg/l.

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Gustia Meri B, S.Pd, M.Pd

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.